Berapa banyak dari kita yang punya jam digital? Atau mungkin handphone yg dilengkapi dengan fitur clock dimana didalam nya kita bisa melihat beberapa zona waktu, bikin alarm, stopwatch and reminder. Betapa pentingnya sebuah jam dalam kehidupan kita, sangat tidak mungkin wat kita untuk hidup tanpa jam. Contoh yg simpel, w akan selalu men set jam w untuk berbunyi tiap satu jam ketika sedang berada didepan computer agar w bisa tau berapa waktu lg yg harus w habiskan di depan computer sebelum w tidur malem. Biasanya juga w akan slalu memperhatikan jam nya sebelum tanda peringatanya berbunyi.
Kenapa? Apa jamnya ga berfungsi? Apa suaranya ga kluar? Apa mungkin jamnya rusak?
Selama ni sih jam nya ga pernah gagal melakukan tugasnya. W ga pernah tidur lebih dari jam 12 malem (kcuali kalau keadaan memaksakan w untuk bekerja extra sampai subuh), jamnya ga pernah gagal mengingatkan w. Tetapi selalu saja w ga menaruh kepercayaan sama jam w.
Hal yg sama juga terjadi ketika w ngejalanin kehidupan w, mencoba percaya sama time-tablenya Tuhan. W uda baca semua ”instruksi” dari Dia tentang “Percayakan semua pada Dia”, dengarkan suaranya, berdoa agar kehendak-Nya terjadi dalam kehidupan w. W percaya klo Dia selalu turut bekerja dalam setiap perkara yg terjadi walaupun w ga bisa ngeliat itu smua dgn kasat mata, w tau klo Abba is in charge. W tau klo ga ad satu pun yg bisa terjadi tanpa sepengetahuan Dia. W tau klo Dia care sama w. W tau klo Dia juga selalu melakukan yg terbaik wat w menurut kehendak-Nya. Biar begitu, tetep aja ada waktu dimana w ngerasa susah bgt wat percaya sama timing yg udah Dia buat wat w.
W menyadari 3 hal dalam mempercayai waktu-Nya
Pertama, mempercayain waktu-Nya terkadang sangatlah susah. Ada kalanya w pengen bgt berserah, tetapi tiba2 w ga bisa nunggu Tuhan untuk bekerja dan akhirnya w menyerah. Adakalanya w harus menghilangkan kekuatiran w dari hidup w. Keraguan dan ketakutan menguasai w, gimana klo Dia ga denger? Gimana klo Dia salah denger? Gimana klo Dia melakukannya ga sesuai dgn yg w harpkan? Atau malah lebih buruk, atau mungkin Dia memilih untuk ga melakukan apa2? W terkadang susah menerima kenyataan klo jawaban-Nya adalah ”Tidak”, kadang mpe ga bisa tidur dimalam hari klo jawaban Tuhan adalah ”belum saatnya”.
Kedua, mempercayai waktu-Nya kadang ga gitu susah. Adakalanya nunggu wat rencana Tuhan terjadi dalam kehidupan kita sangatlah mudah. Menaruh semua kekuatiran di kaki-Nya. W pernah ngalamin doa yg dijawab secara instan setelah w meminta. W terima jawaban ”ya” nya Tuhan dengan senang dan bersyukur bgt. Menerima jawaban ”tidak” nya Tuhan dengan sabar dan tetap percaya.
Ketiga, walaupun susah/gampang.. w belajar bnyk hal baik dari kehidupan yg w jalanin atau dari setiap perkataan-Nya, bahwa time-table Abba selalu tepat.
Salomo bilang:
He [God] has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the hearts of men; yet they cannot fathom what God has done from beginning to end (Ecclesiastes 3:11 NIV).
Kita mungkin lg waiting list. Menunggu jawaban, menunggu kemana akan melangkah, menunggu kedamaian, menunggu pemulihan, menunggu kemenangan. Keraguan dan ketidak menentuan bercampur jd satu. Kepala kita dipenuhi pertanyaan dan ketakutan. Apapun focus kita saat ini, tetaplah percaya sama time-tablenya Tuhan.. Karna Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
No comments:
Post a Comment